Bruno Fernandes kapten MU kembali jadi sorotan setelah tampil melempem di final Liga Europa 2024/2025. Harapan Manchester United untuk meraih gelar pupus usai kalah 0-1 dari Tottenham Hotspur. Pertandingan di San Mames itu membuka perdebatan besar tentang kapasitas Fernandes sebagai pemimpin tim.
Kegagalannya memimpin di laga sebesar final Eropa menimbulkan keraguan: apakah Fernandes benar-benar sosok kapten yang dibutuhkan MU untuk bersinar di level tertinggi?
Statistik Mengesankan Tapi Gagal di Final
Selama perjalanan MU di Liga Europa, Bruno Fernandes mencatatkan 7 gol dan 4 assist dari 13 laga. Kontribusinya terlihat saat membantu tim lolos dari semifinal melawan Bilbao. Namun, di final, sang kapten gagal menunjukkan kelasnya.
Tottenham mampu menutup ruang dan memutus aliran bola dari Fernandes. Tak ada kreativitas, peluang tajam, atau kepemimpinan yang menonjol darinya di laga krusial itu.
Kurangnya Pengaruh Sebagai Kapten
Sebagai kapten MU, Bruno Fernandes diharapkan menjadi pengatur emosi dan strategi di lapangan. Sayangnya, ia justru terlihat frustrasi, sering kehilangan kontrol, dan gagal menyemangati tim saat tertinggal.
Beberapa keputusan taktis, termasuk eksekusi bola mati yang terburu-buru, mencerminkan tekanan besar yang tak mampu ia kendalikan. Hal ini memperkuat anggapan bahwa MU butuh pemimpin baru yang bisa membawa tim tetap tenang dalam situasi sulit.
Evaluasi Menyeluruh untuk Musim Depan
Dengan absennya MU dari Liga Champions musim depan, momen ini ideal untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Termasuk mempertimbangkan apakah Bruno Fernandes kapten MU masih relevan sebagai pemimpin utama tim.
Jika ingin tetap dipercaya mengenakan ban kapten, Fernandes harus lebih dari sekadar playmaker. Ia harus menjadi inspirator dan pengontrol arah permainan — dua hal yang gagal ia wujudkan di partai final.
Masa Depan Fernandes dan MU
Fans Manchester United tentu ingin melihat perubahan nyata, baik dalam struktur tim maupun mentalitas. Bruno Fernandes masih punya waktu untuk merebut kembali kepercayaan publik — namun ia perlu membuktikan bahwa dirinya bisa jadi kapten yang memimpin, bukan hanya tampil menonjol secara individu.
